Memahami Batasan-Batasan dalam Hubungan

Selama tinggal dengan orang lain, mungkin Anda pernah tinggal serumah dengan orang yang sering menggunakan barang atau memasuki kamar tanpa izin, cerewet tetapi tidak mau mendengarkan, atau tidak mau melakukan tugas-tugas rumah yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. 

Dalam situasi seperti itu, mungkin Anda akan merasa kesal, marah, atau tersinggung. Sebagian besar dari kita mungkin bisa dengan mudah menegur atau mengingatkan, atau bahkan pindah dan mencari tempat tinggal lain ketika sudah tidak tahan, jika orang dalam situasi itu adalah teman serumah saja. 

Tetapi bagaimana jika orang tersebut adalah anggota keluarga atau pasangan Anda? Bagaimana Anda bisa membuat batasan-batasan dengan mereka dan mengkomunikasikannya? Apakah dengan membuat batasan bisa memperbaiki, atau malah merusak hubungan Anda dengan mereka? 

Mengapa batasan dalam hubungan adalah hal penting? 

Batasan adalah hal yang penting dimiliki oleh semua orang dalam hubungan mereka. Dengan membuat batasan, kita dapat menjaga agar hubungan kita dengan orang lain tetap sehat dan juga menjaga ruang privat untuk diri kita, serta identitas dan siapa diri kita agar tetap utuh. 

Sebuah hubungan akan menjadi toxic ketika hubungan tersebut berubah menjadi hubungan yang kodependen. Menurut APA Dictionary, codependency terjadi ketika dua pihak dalam sebuah hubungan bergantung secara emosional dengan satu sama lain. 

Seseorang yang kodependen atau terlalu bergantung kepada pasangannya akan sepenuhnya menggantungkan dirinya kepada pasangannya, bahkan meninggalkan hobi dan kehidupan sosialnya di luar hubungan tersebut. Tanpa adanya hubungan yang sehat di luar hubungan dengan pasangan, mereka akan jadi sangat rentan terhadap potensi kekerasan dari pasangan. 

Minimnya batasan dalam hubungan juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri Anda. Ketika kita merasa selalu harus setuju dengan pendapat orang lain, hal itu akan membuat kita merasa kurang didengarkan dan pendapat yang kita berikan tidak dihargai oleh orang lain. 

Meski tampak bertolak belakang, memberikan batasan-batasan dalam hubungan dapat membantu hubungan kita bertumbuh lebih baik. Mempunyai batasan dalam hubungan berarti menghormati satu sama lain, dan kedua pihak berhak memiliki pendapat tentang apa yang membuat mereka nyaman dan tidak nyaman. Dalam suatu hubungan, masalah-masalah kecil yang dapat berkembang menjadi konflik yang sulit dihindari di kemudian hari umumnya bisa diselesaikan dengan menentukan batasan kita di awal hubungan. 

Contoh-Contoh Batasan dalam Hubungan

Batasan yang kita miliki mungkin berbeda untuk hubungan dengan orang yang berbeda. Sebagai contoh, batasan interaksi fisik yang kita inginkan dengan pasangan dan dengan teman akan berbeda. 

Selain itu, tidak semua orang akan nyaman dengan batasan yang sama. Anda dan rekan kerja Anda mungkin berbeda pendapat tentang seberapa nyaman berbagi cerita tentang keluarga di lingkungan kerja. 

Batasan Fisik 

Batasan fisik berkaitan dengan seluruh bentuk kontak dan ruang fisik, terutama yang berhubungan dengan interaksi dengan orang lain. 

Beberapa orang mungkin akan nyaman dengan banyaknya interaksi fisik dengan orang lain, namun mungkin orang lain tidak, seperti menyapa orang dengan berpelukan dan orang lain lebih nyaman dengan berjabat tangan atau melambaikan tangan saja. 

Batasan fisik juga berkaitan dengan ruang pribadi kita. Bahkan dengan ruang kerja bersama di tempat kerja, misalnya, Anda mungkin memilih untuk tetap memiliki area terpisah sebagai ruang bekerja dan memilih untuk menyimpan peralatan bekerja Anda terpisah dengan milik rekan-rekan yang lain.    

Batasan Emosional 

Dalam suatu hubungan, batasan emosional adalah bagaimana Anda menjaga agar emosi Anda tetap terpisah dari emosi orang lain. Hal ini berkaitan dengan bagaimana kita dapat menjaga emosi dan perasaan kita dalam kontrol kita dan memahami seberapa jauh kita dapat bertindak sehubungan dengan emosi dan perasaan orang lain. 

Sebagai contoh, pasangan Anda mungkin bisa menelpon Anda untuk curhat ketika Anda juga baru saja mengalami kejadian yang tidak menyenangkan di tempat kerja. Anda merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bisa mendengarkan curhatan pasangan Anda, dan Anda khawatir keadaan emosi Anda saat ini dapat mempengaruhi pasangan Anda dan sebaliknya, sehingga Anda menerapkan batasan emosional dengan mengkomunikasikan hal tersebut dengan pasangan Anda, serta menawarkan untuk mencari waktu yang lebih tepat bagi Anda dan pasangan Anda untuk berbicara.

Batasan Finansial

Batasan finansial tidak hanya mencakup keuangan saja, namun juga termasuk barang-barang dan kepemilikan pribadi Anda. Beberapa contoh batasan finansial adalah terkait dengan penggunaan barang-barang milik bersama, tanggung jawab finansial seperti tagihan-tagihan dan cicilan untuk keperluan bersama, dan permasalahan lainnya terkait keuangan yang akan mempengaruhi Anda dan orang lain dalam hubungan tersebut. 

Dalam merencanakan liburan bersama dengan teman atau keluarga, misalnya, Anda dan teman atau keluarga Anda mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang seberapa banyak uang yang dialokasikan untuk liburan tersebut dan untuk keperluan apa saja. Batasan-batasan tersebut perlu dikomunikasikan di awal rencana agar semua pihak sama-sama menikmati liburannya.  

Pahami Batasan Anda 

Untuk dapat menetapkan batasan-batasan yang Anda miliki dalam hubungan, langkah pertama yang bisa Anda ambil adalah dengan mengenali batas kenyamanan (comfort level) Anda. 

Refleksikan dan pikirkan kembali momen-momen di masa lalu dengan pasangan, teman, rekan kerja, atau keluarga Anda, dan kenali interaksi-interaksi apa yang membuat Anda merasa tidak nyaman. Anda bisa menuliskan poin-poin berikut: 

  • Hal apa yang membuat saya merasa tidak nyaman? 
  • Mengapa hal itu membuat saya merasa tidak nyaman? 
  • Apakah dengan membuat batasan rasa ketidaknyamanan tersebut bisa berkurang?

Tidak hanya untuk interaksi di masa lalu saja, Anda juga bisa membuat jurnal atau catatan yang sama ketika Anda berinteraksi dengan orang lain saat ini. Anda mungkin menemukan bahwa batasan-batasan yang Anda miliki untuk orang yang berbeda juga akan berbeda, dan dapat berubah di situasi yang berbeda.  

Terakhir, ingat bahwa batasan-batasan dalam hubungan tidak bersifat satu arah. Ketika kita ingin orang lain untuk mengikuti batasan kita, kita juga perlu menghormati batasan mereka. Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan orang-orang terdekat tentang batasan-batasan yang mereka miliki, terutama untuk hal-hal yang paling dianggap penting.  

Referensi

Holcombe, M. (2023). What to do when your family just won’t respect your boundaries, according to experts. Retrieved from https://edition.cnn.com/2023/09/12/health/boundaries-explainer-wellness/index.html

VandenBos, G. R. (2007). APA dictionary of psychology. American Psychological Association.

Whitfield, C. L. (1993). Boundaries and relationships: Knowing, protecting and enjoying the self. Health Communications, Inc..

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *