Apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan dalam komunikasi emosi?

Komunikasi adalah suatu hal yang krusial dalam sebuah hubungan, namun komunikasi seringkali diperrumit ketika perasaan Anda terlibat di dalamnya. Kita mungkin pernah melihat bahwa pada momen-momen emosional, kita cenderung lebih sulit dalam mengontrol apa yang kita sampaikan pada orang lain, dan mungkin mengatakan hal-hal yang tidak benar-benar kita maksud kepada pasangan kita.

Dalam sebuah studi yang melibatkan pasangan yang sudah menikah, sebagai contoh, ketika mereka berusaha berbicara langsung setelah terjadinya peristiwa emosional yang negatif, pembicaraan yang dilakukan cenderung tidak produktif, dimana kedua pasangan saling menyalahkan, mengkritisi satu sama lain, dan membuat penilaian yang buruk dan asumsi negatif tentang satu sama lain (Bloch dkk., 2014). 

Mencari keseimbangan yang tepat dalam menyampaikan apa yang kita rasakan kepada orang-orang terdekat dapat berpengaruh besar terhadap hubungan kita, tapi bagaimana caranya? Untuk memahaminya lebih jauh, perlu diperhatikan apa pengaruh dari komunikasi terhadap hubungan, baik ada maupun tiada. 

Mengapa komunikasi sangat penting?

Dalam sebuah hubungan, keinginan untuk saling mengerti satu sama lain menjadi hal yang sangat penting. Komunikasi dapat membantu kita untuk melihat situasi dari sudut pandang satu sama lain. Dengan menyampaikan isi pikiran, keinginan, dan kebutuhan kita, pasangan kita akan lebih mudah dalam memahami kita dan sebaliknya.

Berkaitan juga dengan hal itu, minimnya komunikasi tentang apa yang kita rasakan dapat berdampak negatif kepada hubungan. Umumnya, orang-orang akan lebih nyaman mengekspresikan diri mereka ketika orang lain melakukan hal yang sama. 

Di tahun 2014, sekelompok peneliti berusaha mengeksplorasi teori ini dengan menyusun eksperimen dimana dua kelompok orang diminta untuk menonton sebuah video bermuatan negatif. Satu kelompok diminta untuk membicarakan video tersebut secara jujur tanpa menutup-nutupi apa yang mereka rasakan, sementara kelompok lain diminta untuk menutupi emosi yang mereka rasakan tentang video tersebut. 

Setelah dilakukan pengukuran reaksi fisiologis dari kedua kelompok, ditemukan hasil bahwa orang yang diminta untuk menutupi emosinya serta lawan bicara mereka merasa tidak nyaman, dibandingkan dengan yang secara jujur menyampaikan apa yang mereka rasakan (Peters et al., 2014).  

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan dalam mengungkapkan emosi

Sebagaimana hasil penelitian di atas, ekspresi emosi dapat memiliki dampak positif yang besar bagi hubungan Anda. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa emosi memiliki peran signifikan sebagai tanda-tanda (“cues”) dalam interaksi sosial, dan dengan menutupi atau tidak menyampaikan apa yang Anda rasakan kepada lawan bicara Anda, mereka akan kehilangan sejumlah besar informasi dari interaksi tersebut. 

Di saat yang bersamaan, terlalu menuruti perasaan Anda dalam berinteraksi dengan orang lain juga dapat memiliki dampak negatif. Ketika Anda terlalu terbawa emosi, besar kemungkinan Anda tidak mampu berpikir secara jernih dan berakhir pada kesalahpahaman dengan lawan bicara Anda.

Sebagai garis besarnya, terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan dan diingat sebelum menyampaikan apa yang kita rasakan kepada orang lain.  

Do: Berlaku Jujur

Jika Anda adalah tipe orang yang tidak terlalu suka membicarakan perasaan Anda, poin ini mungkin terasa aneh. Sebagian besar orang memang cenderung tidak terlalu jujur menyampaikan isi perasaan mereka, karena khawatir akan “terlalu berlebihan” untuk dicerna oleh orang lain.

Akan tetapi, dengan menyampaikan emosi Anda dan apa yang Anda rasakan secara jujur dapat membantu Anda dan pasangan Anda untuk menyikapi situasi tersebut secara tepat dan menemukan solusi yang sesuai. 

Do: Gunakan Pernyataan “Saya”

Pernyataan “Saya” atau “I” statement umumnya digunakan dalam menyelesaikan konflik, untuk berdiskusi tentang masalah yang ada tanpa membuat salah satu pihak merasa dikecilkan atau disalahkan. 

Ketika Anda berbicara tentang emosi yang Anda rasakan kepada orang lain, ada kemungkinan bahwa perasaan Anda mungkin berhubungan dengan diri mereka dan bagaimana mereka bertindak. Dengan menggunakan pernyataan “saya” seperti “Saya merasa…” atau “Saya kesal ketika…”, Anda memberitahu mereka tentang apa yang mereka rasakan, tanpa terlalu menyalahkan sisi mereka. 

Do: Hormati Orang Lain

Komunikasi berlaku dua arah. Menjadi seseorang yang mampu berkomunikasi dengan baik berarti bisa mendengarkan orang lain dengan baik. Terkadang, hal yang tepat untuk dilakukan adalah untuk duduk bersama dan mendengarkan apa pendapat pasangan kita.  

Kita mungkin tidak selalu setuju dengan apa yang pasangan kita rasakan atau reaksi mereka terhadap situasi tertentu. Ketika hal itu terjadi, pastikan Anda mundur sejenak untuk memahami mengapa mereka mungkin bereaksi seperti itu, alih-alih langsung menganggapnya sebagai sesuatu yang salah.

Don’t: Mengecilkan Masalah

Tanpa disengaja, mungkin kita pernah mengecilkan atau menyepelekan perasaan pasangan kita karena kita tidak sepenuhnya paham situasi yang mereka hadapi. 

Ketika kita merasa mulai mempertanyakan reaksi dan tanggapan pasangan kita, diskusikan dengan pasangan tentang apa yang mereka rasakan dan apa alasannya serta bagaimana Anda bisa memahaminya lebih baik, tanpa langsung menganggap hal tersebut salah. 

Don’t: Menyalahkan Orang Lain

Mungkin kita pernah merasa tidak nyaman atau memiliki reaksi emosi tertentu karena tindakan pasangan kita, namun menyalahkan mereka bukan cara yang produktif dalam mengatasi masalah.

Sebaliknya, fokus kepada komunikasi tentang bagaimana perasaan Anda tentang situasi dan tindakan tersebut. Dari titik tersebut, Anda dan pasangan dapat mulai bertindak bersama untuk menemukan akar permasalahannya dan solusi yang tepat yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. 

Don’t: Melewati Batasan

Mengkomunikasikan perasaan bisa jadi suatu hal yang sulit. Beberapa orang mungkin membutuhkan waktu lebih untuk memproses apa yang mereka rasakan sebelum mereka mampu menyampaikannya ke orang lain. 

Waktu yang dibutuhkan dan cara yang dibutuhkan untuk memproses emosi setiap orang akan berbeda, dan apa yang biasa Anda lakukan mungkin sulit untuk dilakukan orang lain. Berikan ruang dan waktu sejenak untuk orang lain dalam memproses emosi mereka sebelum mereka siap untuk berkomunikasi. 

Penutup

Berkomunikasi tentang apa yang kita rasakan akan membantu orang lain memahami diri kita lebih baik, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukannya, seperti berusaha memahami orang lain, bersikap jujur, dan bertanggung jawab terhadap emosi kita tanpa menyalahkan orang lain.

Setiap orang memiliki kekhawatirannya masing-masing tentang bagaimana bersikap dengan orang-orang tersayang, terutama dalam hal perselisihan. Ceritakan kekhawatiran Anda dengan kami di HelloReyo, dengan kerahasiaan yang terjaga dan tanpa biaya.

Referensi

Bloch, L., Haase, C. M., & Levenson, R. W. (2014). Emotion regulation predicts marital satisfaction: More than a wives’ tale. Emotion, 14(1), 130–144. https://doi.org/10.1037/a0034272

English, T., John, O. P., & Gross, J. J. (2013). Emotion Regulation in Close Relationships. Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780195398694.013.0022

Peters, B. J., Overall, N. C., & Jamieson, J. P. (2014). Physiological and cognitive consequences of suppressing and expressing emotion in dyadic interactions. International Journal of Psychophysiology, 94(1), 100–107. https://doi.org/10.1016/j.ijpsycho.2014.07.015

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *